Menjamurnya bisnis makanan di kota Pontianak, terbesit di benak pikiran Mas Agus
untuk mencoba keberuntungan berbisnis di sektor ini. Berbagai jenis pekerjaan telah dia
jalani, mulai dari pedagang sayur di Pasar Pagi Sepakat, sampai menjadi karyawan sebuah
warung angkringan. Berbekal pengalamannya keluar masuk pasar, serta pernah menjadi
karyawan warung angkringan, maka pada tahun 2016 dia mantap untuk mendirijkan sendiri
warung angkringan yang dia beri nama dengan “Angkringan Mas Agus” .
Warung Angkringan ini terletak di simpang jalan Gusti Hamzah (Pancasila) dengan jalan Sejarah.
Warung Angkringan ini terletak di simpang jalan Gusti Hamzah (Pancasila) dengan jalan Sejarah.
Bersama dengan istrinya, mas Agus membesarkan usahanya ini sampai sekarang. Warung
angkringan ini buka pada pukul 7 malam dan tutup pada jam 12 malam.
Lain halnya dengan cerita mas Atmo, yang membuka warung angkringannya di jalan
Martadinata ( Depan SMPN 16, Pontianak Barat ). Keinginan mas Atmo untuk merantau ke
Kalimantan Barat mengantarkan nasibnya untuk berwirausaha menjadi penjual warung
angkringan yang ia beri nama dengan “ Angkringan Mas Atmo”. Sebelum terjun di usaha ini,
dia sudah malang melintang di berbagai jenis pekerjaan. Mulai dari buruh tenaga kasar,
pertanian, bangunan sampai akhirnya berbisnis seperti saat ini. Lapak angkringan mas Atmo
ini menempati rumah toko ( ruko) milik seorang dokter gigi terkenal di Pontianak. Cerita
bermula ketika tanpa sengaja, mas Atmo bertemu dengan sang dokter gigi, yang ternyata
keduanya merupakan satu almameter di sebuah SMA di Jogjakarta. Singkat cerita, terbesit
keinginan mereka berdua untuk membuat kegiatan, sebagai ajang “temu kangen” bagi para
perantauan Jawa, khususnya sekitaran daerah Solo dan Jogja. Akhirnya muncullah ide untuk
membuat warung angkringan mas Atmo ini. Sesekali cobalah mampir ke sana, akan anda
temui pengunjung baik tua maupun muda yang berkumpul walau hanya sekedar “nangkring”
melepas kerinduan akan suasana kampung halamannya di Jawa.
Bisnis warung angkringan mulai menjamur, seiring dengan pesatnya pertumbuhan
bisnis makanan di Pontianak. Selain warung angkringan Mas Agus dan Mas Atmo di atas,
ada juga warung angkringan Jape Mete ( Jalan Gusti Hamzah / Pancasila ), Pak Petruk ( Jalan
Sepakat / DR. Wahidin ), Mas Pri ( Jalan Urai Bawadi/ Jalan Jawa ), Pak Parno ( Sei Raya
Dalam ), Plat G ( Jl. Sulawesi / depan PGSD Untan ). Di Kubu Raya pun juga sudah ada,
yakni di simpang tol 2 serta di depan Bank Kalbar Ayani 2. Hampir sebagian besar, para
penjual warung angkringan tersebut merupakan perantauan dari Jawa, atau mereka yang lahir
di Pontianak, tetapi orang tuanya merupakan perantauan dari Jawa ( Japon/ Jawa - Pontianak
).
Mengenai menu yang disajikan tidaklah berbeda dari warung angkringan yang ada di
Jawa. Mulai dari Sego Kucing, sambal teri, oseng – oseng tempe, nasi uduk, tempe tahu
bacem, bakwan, tempe mendoan, bahkan sate keong pun ada. Sedangkan lauknya juga terdiri
dari berbagai macam menu, yakni hati ampela ayam, brutu (buntut ayam), sate ayam , ceker
ayam, burung puyuh dan lain sebagainya. Untuk jenis minumannya, antara lain es teh, teh
panas, kopi, wedang jahe, wedang uwuh, es jeru dan susu. Di tempat warung angkringan mas
Atmo, ada menu minuman spesial, yakni Kopi Joss. Kopi joss merupakan salah satu sajian
kuliner khas Yogyakarta. Kopi ini diracik dari bahan kopi biasa dengan campuran arang yang
masih membara. Ketika arang yang masih membara ini di masukkan ke dalam gelas kopi,
maka akan terdengar suara “Josss”, terdengar cukup jelas bunyi mati arang dalam gelas
kopi. Konon, kopi joss ini mempunyai khasiat dalam hal membantu pencernaan dalam tubuh,
mengobati perut kembung, masuk angin serta panas dalam. Anda bisa membuktikan sendiri
sensasinya dengan mencoba kopi Joss ini di warung angkringan Mas Atmo.
Kehadiran warung angkringan di Pontianak menambah destinasi kuliner tersendiri
bagi mereka yang ingin mencoba makanan khas Jawa di Kota Khatulistiwa ini. Mengenai
harga, janganlah khawatir. Anda bisa memilih dan mengambil sendiri makanan yang anda
inginkan. Kalau penulis sendiri, cukup dengan uang 10.000 rupiah saja untuk mencicipi menu
1 bungkus nasi kucing, teh es serta tempe bacem. Selain murah meriah, sensasi yang
diperoleh menjadi kenikmatan tersendiri ketika “nangkring” di warung angkringan.
Selamat menikmati !!
No comments:
Post a Comment