Sumber gambar : diana-rosmawati.blogspot.com
Perang Khandaq atau Perang Ahzab dihadapi kaum muslimin dengan perbandingan
hampir 3000 : 10000. Tidak dinyana, ternyata di perang tersebut justru
kemenangan diraih. Kaum muslimin pada saat itu berada dalam kondisi terdesak.
Mereka didera kelaparan. Tidak ada bahan makanan karena gagal panen. Rasulullah
pun pada saat itu turut kelaparan. Matahari Khandaq bersinar terik yang
menyebabkan bertambah pula penderitaan mereka akibat kehausan parah. Para kaum
munafiq pun sudah mulai meremehkan perjuangan, menjatuhkan mental, dan
menularkan rasa pesimis. Namun ada yang menarik dari sini, dari kondisi pedih
kaum muslimin tersebut, muncullah sebuah ide brillian dari Salman Al-Farisi
yang notabene juga dalam keadaan lapar, menderita, dan sengsara seperti kaum
muslimin lainnya, "Kita akan membuat parit untuk menghalangi kaum kafirin,
di sekitar kota Madinah".
Kemudian dibangunlah parit tersebut. Tidak
sekedar parit, lebarnya sekitar 5m, dalamnya sekitar 3m sehingga sulitlah bagi
musuh untuk melintas.Saat penggalian parit berlangsung, yang juga dilakukan oleh Rasulullah, tersingkaplah sebuah bongkahan batu besar. Rasulullah berkata, "Biarkan aku yang pecahkan". Saat itulah terlihat pula perut Rasulullah yang diganjal oleh batu sebagai penahan lapar. Kaum muslimin yang selama ini merasa menderita kemudian merasa iba melihat Rasulullah yang justru lebih lapar dibandingkan mereka, hingga batu diganjalkan ke perutnya.
Ketika Rasulullah bergerak menuju parit, beliau melewati kaum Muhajirin dan Anshar yang sedang kelelahan menggali parit pula. Menyaksikan itu Rasulullah berdoa,
"Ya Allah, sesungguhnya kehidupan yang kekal adalah kampung akhirat, maka ampunilah kaum Anshar dan Muhajirin"
Rasulullah datang membawa martil kemudian mengucapkan, "Bismillah"
Pukulan pertama, beliau katakan "Allahu Akbar, telah diberikan kepadaku kunci-kunci Syam. Demi Allah, saat ini aku benar-benar melihat istana-istana yang (penuh dengan gemerlapan)"
Pukulan kedua, beliau katakan "Allahu Akbar, telah diberikan kepadaku negeri Persia. Demi Allah, aku benar-benar melihat istana kerajaannya yang penuh dengan gemerlapan sekarang ini."
Pukulan ketiga, "Allahu Akbar, aku benar-benar diberi kunci-kunci kerajaan Yaman. Demi Allah, aku benar-benar melihat pintu-pintu Shan'a dari tempatku ini" (diambil dari sirah Mubarakfuri)
Maka terpecahlah bongkahan batu tersebut dengan sempurna.
Dengan kekuatan ikhtiar dan ketawakkalan kaum muslimin, dalam kondisi terjepit untuk terus khusnudzon dengan takdir Allah, maka Allah berikan banyak pertolongan. Di antaranya adalah masuk islamnya Nu'aim bin Mas'ud seorang lelaki dari kaum musyrikin kemudian ia menawarkan diri untuk memecah belah kaum musyrikin dan dihembuskannya angin taufan besar yang menerbangkan perkemahan kaum musyrikin.
Kaum muslimin akhirnya menang.
Kita bisa menganalisis, justru dalam kondisi pedih di perang Khandaq terdapat banyak energi yang muncul :
1. Energi kesabaran kaum muslimin
Ketawakkalan mereka terhadap janji Allah yang membuat mereka memiliki kesabaran yang banyak. Tidak suudzon kepada Allah, terus berikhtiar, terus berusaha. Meskipun mereka belum tau, 'Dari mana pertolongan Allah itu akan datang?'.
2. Energi kecerdikan Salman Al-Farisi
Perut lapar nyatanya tidak membuat seorang Salman menjadi tumpul dalam berpikir. Kelaparan yang diikhlaskan karena Allah justru akan merubahnya menjadi energi kecerdikan. Bagaimana bisa parit digunakan sebagai cara untuk menang? sedangkan kaum muslimin sendiri belum pernah mencoba membuatnya sebelumnya.
“Pengetahuan
adalah milik kaum Muslimin yang hilang. Di mana saja dapatinya maka mereka
lebih berhak mengambilnya daripada orang lain.” Hal ini tercermin dari
pengambilan strategi perang ala Persia yang Majusi itu. Umat Mukmin-lah yang
paling berhak menggunakan segala ilmu dan teknologi dalam rangka menjalankan
kekhalifahannya di muka bumi. Inilah yang menjadi spitrit (ruh) kaum Mukminin
pada masa kejayaannya. Ini pula yang harunya menjadi spirit kita saat ini untuk
mengembalikan ‘izzah (kemuliaan) dan kejayaaan ummat.
3. Energi teladan dan kasih sayang Rasullah
Saat Salman melontarkan ide, Rasulullah menerimanya. Ia bukan saja menerimanya, namun juga turut menjadi pelaksana. Dalam sirah Buthi diceritakan bahwa tubuh Rasulullah tertutup tanah karena turut menggali parit. Ditambah lagi, bagaimana seorang Rasul yang paling lapar namun paling tidak mengeluh. Hanya batu di perutnyalah yang bicara, bahwa pemimpin itu ada untuk memberikan teladan.
3. Energi teladan dan kasih sayang Rasullah
Saat Salman melontarkan ide, Rasulullah menerimanya. Ia bukan saja menerimanya, namun juga turut menjadi pelaksana. Dalam sirah Buthi diceritakan bahwa tubuh Rasulullah tertutup tanah karena turut menggali parit. Ditambah lagi, bagaimana seorang Rasul yang paling lapar namun paling tidak mengeluh. Hanya batu di perutnyalah yang bicara, bahwa pemimpin itu ada untuk memberikan teladan.
Kasih
sayang Rasulullah kepada ummatnya. Ketika salah seorang sahabat menjanjikan
makanan yang tidak banyak untuk Rasulullah saw. karena melihat kondisi
Rasulullah yang tidak makan selama tiga hari dan terus-menerus menggali parit.
Tetapi Rasulullah mengajak semua orang ke rumah sahabat ini. Kemudian atas
mukjizat makanan tersebut ternyata cukup bagi semuanya.
4. Energi optimisme Rasulullah
Tiga perkataan Rasulullah yang diucapkan saat memecahkan batu, Syam Persia Yaman akan takluk oleh Islam, padahal saat itu mereka berada dalam kondisi tersudut, tidak punya apa-apa, dan menderita. Namun optimisme itulah yang membangkitkan kembali semangat kaum muslimin.
4. Energi optimisme Rasulullah
Tiga perkataan Rasulullah yang diucapkan saat memecahkan batu, Syam Persia Yaman akan takluk oleh Islam, padahal saat itu mereka berada dalam kondisi tersudut, tidak punya apa-apa, dan menderita. Namun optimisme itulah yang membangkitkan kembali semangat kaum muslimin.
5.
Energi doa
Pertolongan Allah yang muncul juga merupakan akibat dari doa-doa yang dipanjatkan kaum muslimin dalam kondisi menderita. Pada akhirnya Allah berikan hadiah kemenangan dengan cara membantu mereka lewat caraNya sendiri.
Kunci kemenangan perang Ahzab sama dengan peperangan lainnya adalah pertolongan Allah. Secara kuantitas dan kualitas pasukan dan senjatanya tidak mungkin 3000 muslim dapat mengalahkan 10.000 pasukan sekutu. Tetapi karena keimanan mereka, Allah menurunkan pertolongan berupa badai padang pasir yang dahsyat yang menebarkan ketakutan luar biasa pada pasukan sekutu hingga mereka lari tercerai berai tanpa hasil.
Pertolongan Allah yang muncul juga merupakan akibat dari doa-doa yang dipanjatkan kaum muslimin dalam kondisi menderita. Pada akhirnya Allah berikan hadiah kemenangan dengan cara membantu mereka lewat caraNya sendiri.
Kunci kemenangan perang Ahzab sama dengan peperangan lainnya adalah pertolongan Allah. Secara kuantitas dan kualitas pasukan dan senjatanya tidak mungkin 3000 muslim dapat mengalahkan 10.000 pasukan sekutu. Tetapi karena keimanan mereka, Allah menurunkan pertolongan berupa badai padang pasir yang dahsyat yang menebarkan ketakutan luar biasa pada pasukan sekutu hingga mereka lari tercerai berai tanpa hasil.
6. Senantiasa bersiap - siagalah
Manusia
senantiasa berbolak balik hatinya, kita harus selalu bersiap siaga dan waspada
terhadap musuh yang kadang datang dengan tiba. Pengkhianatan bani quraizah (
yahudi ) dan kaum munafikin madinah dalam perang ahzab membuktikan bahwa kaum
yang awalnya membela Rosululloh malah berkhianat di dalam bentteng madinah.
Akhirnya, dalam bab berikutnya, para penghianat itu di hukum mati ( berjumlah
600 – 700 )
Dari
cerita Khandaq kita bisa belajar, siapapun yang bisa mengolah kepedihan menjadi
energi, Allah akan berikan kemenangan dan kebahagiaan di kemudian hari, lewat
pertolonganNya dengan caraNya yang tidak diduga-duga
No comments:
Post a Comment