Tuesday 9 February 2016

Kamu ingin anak kembar?

Kalau jawabannya iya, maka bermimpilah !! Semua berawal dari mimpi. Jauh sebelum saya menikah, masih teringat dalam benak pikiran saya, bahwa dulu saya pernah bermimpi ingin mempunyai anak kembar.

Saya yakini betul, kalau suatu saat anak saya akan kembar. Oya, mimpi merupakan bagian dari sebuah doa. Teringat kata – kata Aray, dalam novel laskar pelangi. Bermimpilah, karena Tuhan akan merangkai mimpi – mimpimu.
 Gambar. Saat bulan madu temanten baru, di pelataran Masjid Agung Yogyakarta

Tepat di usia kehamilan istri saya menginjak 3 bulan, kabar gembira itu disampaikan dokter kepadaku...
“ Selamat pak Faisal, calon bayi anda kembar !! ” tegas sang dokter.

Ha ha ha, setengah tidak percaya, saya pun mencoba menerawang kembali mimpi – mimpi saya. Ya, Jauh sebelum saya menikah, saya pernah bermimpi mempunyai anak kembar. 

Waktu pun berjalan dengan cepatnya. Saya ikut merasakan susah payah istri saya, bagaimana repotnya seorang ibu muda dengan kehamilan pertama gemeli ( kembar ), membawa beban kandungan yang tampak sedemikian besarnya. Pernah, ketika saya memeriksakan istri ke klinik lengganan, ada seorang ibu muda yang bertanya,
“ istrinya sudah waktunya mau melahirkan ya,mas? “ tanya si ibu muda.

Saya pun tertawa. Usia kandungan baru 6 bulan, tetapi tampilan fisik sudah seperti 9 bulan lebih.

Tepat di masa kandungan 8 bulan, akhirnya dilakukan persalinan melalui operasi caesar. Pilihan ini memang harus ditempuh, mengingat resiko yang terlalu tinggi apabila dilakukan persalinan secara normal.

Tepat di hari jum’at, 30 Maret 2012, lahirlah bayi kembar penerus keturunan saya dengan suara tangisan yang saling bersautan.
Gambar. Pakai kenthongan buat ronda malam

Hari – hari berlalu, kami melewatinya dengan penuh suka duka mengasuh dan merawat bayi kembar ini. Segala sesuatu yang serba baru, membuat kami harus selalu belajar, searching artikel di google, tanya ke dokter anak secara pribadi, dan lain sebagainya. Buku – buku yang berkaitan dengan pola asuh anak kembar pun kami borong demi menambah khasanah keilmuan kami.
Gambar. Kebiasaan saya dulu waktu momong pakai bronjong
Ada ungkapan yang berkembang di masyarakat, apabila salah satu dari bayi kembar sakit, maka saudara kembarnya juga akan merasakan sakit. Mereka menyebutnya bahwa bayi kembar itu mempunyai ikatan batin, yang mana antara satu dengan yang lainnya saling memiliki. Hal ini ada benarnya, mengingat kemana – mana bayi kembar selalu bersama. Sehingga, resiko kemungkinan untuk tertular penyakitnya sangat mudah sekali.
Gambar. auuuummmmmmm......efek keseringan nonton si kancil Pada Zaman Dahulu

Akan tetapi, ada yang aneh dengan bayi kembar saya ini. Adiknya sakit, akan tetapi kakaknya tidak sakit. Sampai suatu ketika, karena panasnya yang sudah terlalu tinggi, akhirnya si adik ini mengalami kejang ( step ). Dan terpaksalah kami bawa ke rumah sakit untuk dirawat opname. Kalau tidak salah, kala itu si kembar saat berumur 1 tahun.

Gambar. Sekarang udah bisa selfie
Singkat cerita, selama perawatan di rumah sakit, kakaknya kami titipkan pada simbahnya. Sengaja kami titipkan, dikarenakan rumah sakit tidaklah baik bagi anak – anak mengingat banyaknya bibit penyakit yang bertebaran di rumah sakit. Kami takut, kalau si kakaknya ini nanti tertular dan kemudian malah sakit.

Dan inilah point anehnya....

Tepat pukul 11 malam, kami dihubungi bapak yang ada di rumah, mengabarkan kalau si kakak meronta – ronta menangis kuat. Padahal sejak siang hingga menjelang tidur, si kakak biasa –biasa saja. Mungkin inilah yang dinamakan ikatan batin anak kembar itu. Akhirnya, si kakak ini diantarlah ke rumah sakit. Sesampai di rumah sakit, si kakak ini langsung diam dan tertidur kembali dengan nyenyaknya. 
Gambar. Tadak ade habisnye begaye ( pakai bahasa melayu )

Ha ha ha, padahal kata bapak waktu si kakak menangis, para tetangga pada geger, mereka datang menanyakan ada apa gerangan.
Gambar. Udah punya adik lagi

Itulah sekelumit tentang anak kembar kami....lain waktu dilanjut lagi...
Saya doakan, semoga anak anda kelak juga kembar....Amin

No comments:

Post a Comment