Sumber gambar : www.pustakaafaf.com
“Jauhilah
kalian dari kebanyakan persangkaan, sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa”
(QS. Al-Hujuraat: 12)
“jauhilah
prasangka, karena prasangka itu adalah perkataan yang paling dusta”
(HR. Bukhari-Muslim)
Dua dalil di atas cukup untuk
menjelaskan , betapa tercelanya perbuatan suudhon
atau berburuk sangka. Seseorang pastinya tidak akan suka ketika dirinya
dibicarakan keburukannya oleh orang lain. Ibarat memakan bangkai daging
saudaranya, buruk sangka juga salah satu bentuk kedholiman seseorang terhadap
orang lain. Beberapa hari ini, di beberapa media sosial tersebar sebuah video
iklan produk elektronik di negara Thailand. Sebenarnya hanyalah iklan CCTV,
akan tetapi dikemas apik dengan akting pemeran yang memukau. Link videonya bisa
anda buka di alamat berikut : https://www.youtube.com/watch?v=zY7Qt_ElTPw
Video ini menggambarkan betapa sifat
positive thinking perlu dikedepankan
dalam segala aspek kehidupan. Diceritakan pemilik kios sangat risih dengan
kedatangan seorang gelandangan yang gila di depan kiosnya. Setiap pagi ketika
pemilik kios membuka kiosnya, orang gila tersebut pasti sudah berada di depan kios.
Sumpah serapah, cacian, pukulan dan tendangan pasti di berikan kepadanya.
Anehnya, walaupun pemilik kios demikian kasarnya, orang gila tersebut selalu
mengulangi aktifitasnya, yakni berada di depan kios setiap pagi. Sampai suatu
hari, sang pemilik kios kaget, ketika membuka kiosnya, sang pengemis gila tidak
ada. Hari demi hari, sang pemilik kios merasa bersalah akan sifat kasarnya
tempo hari. Dia merenung berfikir, apa yang dilakukan sang pengemis gila setiap
malam sampai pagi. Kemudian dia berinsiatif melihat rekaman CCTV yang dia
pasang di depan kios. Sang pemilik kios berdecak kaget, ketika melihat rekaman
kamera CCTV tersebut. Diluar dugaan, ternyata sang pengemis gila tersebut
menjaga kios dari orang lain yang berniat buruk terhadap kios tersebut. Sang
pengemis gila mengusir orang yang berniat mengencingi pintu kios, kemudian
berhasil mengusir orang yang berniat berbuat vandalisme dengan cat di pintu kios,
serta dia berhasil menggagalkan aksi pencurian, yang mengakibatkan terbunuhnya
sang pengemis gila akibat tusukan pisau oleh pelaku pencurian. Sang pemilik kios
merasa sangat menyesal, kenapa tempo hari berbuat kasar kepada pengemis gila.
Kisah menarik tentang positive thinking juga pernah terjadi
pada zaman Sultan Murad IV, penguasa ke-Khalifahan Turki Utsmani pada abad ke-15
. Kisah ini diceritakan apik oleh ulama terkenal Syaikh Al Musnid Hamid Akram Al Bukhori.
Suatu malam, beliau Murad IV merasa suntuk ,
berada kekalutan fikiran yang demikian berat, hingga ia sangat ingin mengetahui
penyebabnya. Sampai akhirnya, ia mengajak seorang pengawalnya untuk menyamar
sebagai warga biasa berjalan – jalan di kota, guna mengetahui aktifitas
rakyatnya. Ia berfikir, barangkali kekalutannya akan menemukan titik terangnya,
ketika berjalan mengelilingi kota.
Sultan berkata kepada
pengawalnya, “ mari kita keluar sejenak, melihat keadaan rakyat di kota.”
Sampai kemudian tibalah di lorong
yang gelap dan sempit, mereka menemukan seorang pria paruh baya tergeletak tak
bernyawa. Akan tetapi, masyarakat di sekitarnya tidak ada yang mengurus dan
memperdulikannya.
“Mengapa tidak ada satu pun orang
di sini yang peduli terhadap orang ini ? Siapakah dia ? Di manakah keluarganya
? “ Tanya sultan kepada masyarakat.
Mereka berkata “ Dia ini orang
Zindiq, suka berbuat dosa, yakni meminum minuman keras dan suka berzina. “
Sultan menimpali “Bukankah ia
juga termasuk umat Nabi Muhammad SAW ? Mari angkat jenazahnya, kita bawa ke
rumahnya “
Sesampai di rumah, sang istri
menangis melihat suaminya mati terbujur kaku. Orang – orang yang membawa
jenazahnya langsung pergi, tinggallah sang sultan dan seorang pengawalnya .
Dalam tangisnya sang istri
berucap: “ Semoga Allah SWT merahmatimu wahai suamiku, sang wali Allah.. Aku
bersaksi bahwa engkau termasuk orang yang baik dan sholeh “
Mendengar ucapan itu Sultan Murad
kaget.
”Bagaimana mungkin dia termasuk
wali Allah sementara orang-orang mengatakan tentang dia begini dan begitu,
sampai-sampai mereka tidak peduli dengan kematiannya”. Tanya Sultan.
“ Sudah aku duga, pasti akan
terjadi seperti ini. Setiap malam suamiku keluar rumah pergi ke kios-kios
minuman keras, dia membeli minuman keras dari dari para penjual sejauh yang ia
mampu. Kemudian minuman-minuman itu di bawa ke rumah lalu ditumpahkannya ke
dalam toilet, sambil berkata “Aku telah
meringankan dosa kaum muslimin”.
Dia juga selalu pergi menemui
para pelacur, memberi mereka uang dan berkata: “Malam ini kalian sudah dalam
bayaranku, jadi tutup pintu rumahmu sampai pagi”.
Kemudian ia pulang ke rumah, dan
berkata kepadaku: “Alhamdulillah, malam ini aku telah meringankan dosa para
pelacur itu dan pemuda-pemuda Islam”.
Orang-orang pun hanya menyaksikan
bahwa ia selalu membeli khamr dan menemui pelacur, lalu mereka menuduhnya
dengan berbagai tuduhan dan menjadikannya buah bibir.
Suatu kali aku pernah berkata kepada
suamiku: “Kalau kamu mati nanti, tidak akan ada kaum muslimin yang mau
memandikan jenazahmu, mensholatimu dan menguburkan jenazahmu”
Ia hanya tertawa, dan berkata:
“Jangan takut, bila aku mati, aku akan disholati oleh Sultannya kaum muslimin,
para Ulama dan para Auliya di negeri ini”.
Maka, Sultan Murad pun menangis,
dan berkata: “Benar! Demi Allah, akulah Sultan Murad IV, dan besok pagi kita
akan memandikannya, mensholatkannya dan menguburkannya”.
Demikianlah, akhirnya prosesi
penyelenggaraan jenazah laki-laki itu dihadiri oleh Sultan, para ulama, para
masyaikh dan seluruh masyarakat.
Betapa dasyatnya efek yang
ditimbulkan , apabila kita sering berburuk sangka kepada saudara kita. Akan ada
banyak kejelakan yang ditimbulkan akibat kita sering berburuk sangka. Sudah
sepantasnya, kita sebagai makhluk sosial untuk lebih mengedapankan sikap positive thinkingdaripada negative thinking.
Semoga.
No comments:
Post a Comment