Judul Buku : 10 Jurus Dahsyat Hafal Al-Qur’an
Penulis : Umar Al-Faruq, Lc. Al-Hafidz
ISBN :
978-602-1130-03-2
Penerbit :
Ziyad Books
Tebal Buku : 223 Halaman
Harga buku : Rp 65.000,00
Kesibukan menghafal
al-Qur’an adalah kesibukan orang – orang yang terpilih dan mulia. Allah SWT
akan memberikan keberkahan dan selalu meridhoi langkah mereka yang berusaha
menghafalkan dan mengamalkan kitab suci yang mulia ini. Kebahagiaan yang luar
biasa akan dapat dirasakan, terutama saat mereka berhasil menyelesaikan hafalan
Al-Qur’an. Buku karya ust. Umar Al Faruq, Lc Al hafidz ini berisi 4 bagian,
yakni pada bagian ke-I berisi tentang 10 kaidah utama menghafal Al-Qur’an.
Sedangkan pada bagian yang ke-II, berisi 10 Jurus hebat cepat hafal Al-Qur’an.
Pada bagian yang ke-III, berisi kiat menjaga hafalan Al-Qur’an, serta bagian
yang terakhir, berisi tentang kisah dan pengalaman para hafizh Al-Qur’an.
Pada
bagian I, terdapat 10 kaidah utama bagi seseorang yang ingin menghafalkan
Al-Qur’an. Pertama adalah sebisa mungkin bagi para penghafal Al-qur’an
senantiasa mengikhlaskan hati. Kedua, seorang penghafal Al-Qur’an
haruslah senantiasa menguatkan tekad yang sekuat baja. Ketiga, para penghafal
harus memahami kemuliaan menghafal Al-Qur’an. Keempat, para penghafal
Al-Qur’an harus mengamalkan hafalannya. Kelima, berusaha selalu untuk
meninggalkan dosa, baik dosa kecil maupun dosa besar. Keenam, seorang penghafal
Al-Qur’an harus melakukan tilawah secara rutin setiap hari. Ketujuh,
penghafal al-Qur’an harus memperbaiki tajwid-nya dengan benar. Pada kaidah kedelapan,
sebisa mungkin seorang penghafal memahami makna ayat – ayat yang terkadung
dalam Al-Qur’an. Kesembilan, seorang penghafal Al-Qur’an hendaknya selalu menjaga
kekhusukan dalam sholatnya. Kesepuluh, selalu meminta kepada Sang
Khaliq, agar Allah senantiasa memberikan taufik dan hidayah kepada mereka yang
menghafalkan Al-Qur’an.
Pada
bagian yang ke-II , dijelaskan tentang 10 jurus hebat cepat hafal Al-Qur’an.. Pertama,
menyediakan waktu cukup 30 menit dalam sehari untuk menghafal. Pada bab yang kedua,
para penghafal dianjurkan untuk memulai hafalan dari juz yang mudah. Ketiga,
Mengulangi hafalan sebanyak 25 kali. Keempat, menyetorkan hafalan kepada
guru atau pembimbing adalah menjadi kewajiban. Kelima, mushaf yang kita
pakai untuk menghafalkan Al-Qur’an juga menentukan hafalan kita. Keenam,
para penghafal Al-Qur’an sebisa mungkin agar selalu bersama Al-Qur’an. Ketujuh,
Selalu menjaga untuk shalat berjamaah. Kedelapan, sebaiknya melancarkan
hafalan Al-Qur’an yang sudah kita hafal dulu, baru kemudian menambahkan hafalan
baru.. Kesembilan, penulis menyarakan untuk senantiasa memperhatikan
ayat – ayat yang mirip di dalam Al-Qur’an atau yang disebut dengan ayat mutasyabihat. Kesepuluh, adalah para
penghafal Al-Qur’an disarankan untuk mengikuti Musabaqoh Hifzil Qur’an, atau
lomba menghafal Al-Qur’an.
Pada bagian yang
ke-III, penulis menjabarkan tentang kiat agar hafalan tetap terjaga. Muraja’ah
bisa dilakukan secara sendiri, melakukannya dalam ibadah shalat, muraja’ah
bersama-sama penghafal yang lain serta muraja’ah dengan gurunya. Penulis juga
menambahkan tentang teknik muraja’ah ” Fahmi Bi Syauqin “, yakni sebuah
sebuah metode khusus yang membagi Al-Qur’an menjadi tujuh bagian, sehingga
dalam melakukan muraja’ah lebih mudah.
Pada bagian ke- IV,
penulis menjabarkan tentang kisah para tokoh yang menghafalkan Al-Qur’an. Salah
satunya adalah Direktur PPTQ Ibnu Abbas, yakni Ust. DR. Mu’inudinillah Basri
MA. Beliau pernah mengalami kesulitan yang sangat luar biasa dalam menghafal.
Namun akhirnya beliau menemukan jalan keluar yang terang benderang karena
berhasil menemukan rangkaian dan hubungan kuat antar ayat – ayat itu. Contoh
kisah tokoh para penghafal lain yang disampaikan dalam buku ini adalah Ust.
Sufyan Nur Marbu Al-Banjari Al-Makki, Ust. Drs. H.Mustari,M.Pd.I, Ust. Moh.
Baidum Makenun, Lc, M.Th.I, Ust. Ahmad Rijal abu Salwa, Ust. Muslihan,Lc, Serta
Ust. Asep Mulana. Selain para tokoh – tokoh di atas, juga di sampaikan
perjuangan para ustadzhah serta beberapa kisah para santri PPTQ Ibnu Abbas
Klaten dalam menghafal Al-Qur’an.
Buku ini sangat penting
bagi mereka yang mempunyai azzam kuat
untuk menjadi penghafal Al-Qur’an. Penulis menjabarkan sangat detail tentang
kiat – kiat bagaimana caranya agar lebih mudah menghafalkan Al-Qur’an. Kelemahan
dari buku ini adalah pada bab yang terakhir tidak dicantumkan kisah para
penghafal Al-Qur’an yang berlatarbelakang non-pendidikan agama atau non-pondok
pesantren. Sebagai contoh, kisah bapak Nizar, seorang petinggi PT.Telkom yang
berusia 37 tahun, disela-sela kesibukannya yang begitu padat mampu menghafalkan
Al-Qur’an hanya dalam waktu 1,5 tahun. Apabila kisah – kisah seperti ini
dimasukkan ke dalam buku ini, maka hal tersebut akan menjadi nilai yang lebih.
Akhirnya, selamat
kepada penulis yang telah menularkan ilmunya menjadi sebuah buku yang menarik
ini. Semoga menjadi amal jariyah yang tak terkira atas terbitnya buku ini.
Semoga para pembaca yang ingin menjadi penghafal Al-Qur’an lebih tersemangati
setelah membaca buku ini.
NB : Resensi ini diikutkan dalam lomba yang diadakan oleh : Ziyad Books
Wuihhh jd pengen bukunya. :)
ReplyDelete