Sumber : www.beritajogja.id
Ada banyak kisah tentang indahnya akhlak seorang muslim.
Rasulullah sebagai suri tauladan selalu memberikan banyak sekali contoh sikap
seorang muslim terhadap sesama. Banyak sekali kisah inspiratif yang dilakukan
manusia di bumi ini dalam rangka mencontoh akhlak nabi. Salah satunya adalah
sikap saling memberi, atau yang kita kenal dengan istilah sedekah. Mereka para
pemberi sedekah yakin, bahwa Allah-lah yang akan mengganti hartanya yang telah
disedekahkan.
Mereka yakin terhadap janji Allah,
bahwa rezeki tak akan lari kemana. Mereka berjuang memenuhi kebutuhan hidupnya,
sembari selalu berbagi terhadap sesama. Banyak sekali makhluk mulia seperti ini
dengan ikhlas berbagi, tanpa hingar bingar media yang meliputnya sebagai berita
headline news. Cukup Allah sajalah
sebagai “Reporter” yang meng –Headline
news – kan beritanya di hadapan malaikat-Nya.
Belum lama kita mendengar, ada kisah menarik sang penjual
jamu dari Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Lain daripada biasanya, ada yang unik
dengan penjual jamu yang bernama Fauzi ini. Dia menggratiskan seumur hidup
dagangannya bagi pembeli yang hafal Al-Qur’an 30 Juz. Hal ini dilakukannya
dalam rangka memuliakan para penghafal kalam ilahi yang ia temui. Sungguh
perbuatan yang patut diteladani, ditengah kondisi ekonomi yang tak menentu
serta naiknya segala harga kebutuhan sehari –hari, dia merelakan sebagian
rezeki nya untuk diberikan kepada para hafidz Al-Qur’an.
Di Malang, lain lagi ceritanya. Adalah seorang pengayuh becak
yang sudah tua, mempunyai amalan unggulan yakni menggratiskan upah pelanggannya
ketika hari Jum’at. Dengan sopan, beliau selalu menolak pemberian upah dari
pelanggan ketika tiba hari Jum’at. Puluhan pelanggan terenyuh hatinya dengan
sikap dermawan bapak tua ini. Sampai suatu ketika, bertemulah beliau dengan
seorang dermawan yang kebetulan menggunakan jasanya. Ketika akan memberi upah,
seperti biasanya bapak tua ini menolaknya dengan halus. Beliau mengatakan bahwa
semua ini sebagai bentuk sedekah yang bisa dia berikan. Sampai akhirnya,
dermawan ini takjub dengan sikap bapak ini dan dengan ikhlas memberi hadiah
kepada bapak si pengayuh becak berupa tiket berangkat menunaikan ibadah haji
secara gratis.
Adalah Yuniana Oktaviati, seorang perempuan paruh baya yang
mempunyai kebiasaan unik dalam rangka berbagi. Warga Bantul Yogyakarta ini
menggratiskan makan di kedainya kepada
para dhuafa yang membutuhkan. Dalam seminggu berjualan, khusus di hari Jum’at dia
membuka gratis warungnya pada jam 11 hingga jam 1 siang. Yang mampir pun banyak
dari berbagai latar belakang profesi. Ada yang tukang becak, pemulung,
pengemis, tukang sepatu, dan lain sebagainya. Setiap Jum’at dia selalu menyediakan 200 porsi
makan yang selalu habis diserbu para dhuafa. Kebiasaan ini dilakukannya dalam
rangka berbagi atas rizki yang telah diberikan Allah kepadanya. Ia yakin, bahwa
rezeki yang telah diberikan Allah tidak akan tertukar.
Allah SWT telah menjamin rezeki hamba-Nya. Bahkan hewan
melata pun tidak luput dari janji-Nya. Allah berfirman dalam Al-Qur’anul Karim,
"Dan tidak ada suatu binatang
melatapun di bumi, melainkan Allah-lah yang memberi rejekinya, dan Dia
mengetahui tempat berdiam binatang itu, dan tempat penyimpanannya. Semuanya
tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)." – (QS.11 : 6). Sudah sepantasnya jika kita makhluk
beriman, senantiasa meyakini bahwa Allah-lah penjamin rezeki kita.
Beberapa kisah nyata di atas memberikan hikmah bagi kita,
bahwa apa yang kita berikan kepada orang lain merupakan bentuk syukur atas karunia-Nya yang telah diberikan
kepada kita. Rezeki Allah sangat banyak, manusia diminta untuk selalu
berikhtiar menjemput rezeki. Meminjam istilah dari Ustadz Luqmanul Hakim,
seorang da’i di Pontianak, bahwa setiap muslim itu “mustahil miskin”. Seseorang
tidak akan miskin, asalkan dia selalu berusaha menyisihkan sebagian dari
rezekinya untuk Allah. Berinfak tidak harus dengan harta, akan tetapi bisa
menggunakan apa saja yang penting bisa memberikan kemanfaatan terhadap orang
lain. Mereka yang berinfak di jalan Allah akan selalu “kaya” di dalam hatinya. Mereka
tidak akan khawatir terhadap rezeki yang Allah berikan kepadanya.
Rezeki yang ada di tangan kita sejatinya adalah anugerah dari
Allah SWT, bahkan semuanya adalah milik Allah SWT. Manusia hanya dititipi saja,
sehingga dia harus bersyukur. Tugas kita adalah mendayagunakan harta titipan
tersebut untuk tujuan – tujuan yang diridhoi Allah SWT. Termasuk salah satunya
adalah berbagi kepada sesama yang membutuhkan, sehingga keberkahan dari harta
kita akan selalu kita dapatkan. Semoga kita dapat mengamalkannya. Amin.
Faisal
Riza
087736190786
Wiraswasta,
blogger, traveller
Hebat pak, terima kasih mengingatkan kembali semangat sedekah
ReplyDeleteMeminjam istilah dari Ustadz Luqmanul Hakim, seorang da’i di Pontianak, bahwa setiap muslim itu “mustahil miskin”. Seseorang tidak akan miskin, asalkan dia selalu berusaha menyisihkan sebagian dari rezekinya untuk Allah.
ReplyDelete>>> suka sekali dengan kalimat di atas itu :)
setiap muslim pasti kaya,mbak dini.......
DeleteDahsyatnya sedekah
ReplyDeleteyes, bang asep....sedekah memang tadak ade matinye
DeleteTINN GOLD - Titanium Gold - TITIAN ART
ReplyDeleteThis gold is designed titanium mens wedding bands in gold titanium apple watch and is not an oxidized or treated material. These titanium alloy nier copper-fruited bronze stones are also used harbor freight titanium welder for fallout 76 black titanium decorative purposes. Gold-type
m598t7ozbtd488 love dolls,Butterfly Vibrator,couples sexy toys,huge dildos,dildo,horse dildo,wholesale sex toys,dildo,wholesale sex toys v893k4ndzys175
ReplyDelete